Surabaya – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya pelibatan ahli teknik dalam pembangunan pondok pesantren. Hal ini menyusul insiden ambruknya gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang diduga melibatkan santri dalam proses pengecoran tanpa pengawasan ahli.
"Kita harus mengubah pola ini. Pesantren tidak boleh membangun sendiri, harus ada tim teknisi," tegas Cak Imin saat meninjau lokasi kejadian, Kamis (2/10).

Menurutnya, gotong royong membangun fasilitas pesantren tetap diperbolehkan, namun harus didasari ilmu dan perhitungan teknik yang matang. Ia mengimbau seluruh pesantren yang tengah membangun untuk menghentikan sementara pembangunan jika belum memiliki ahli teknik.
Cak Imin mengaku telah berkoordinasi dengan Menko PMK, Pratikno, untuk mencari solusi terkait masalah ini. Rekomendasi yang muncul adalah pesantren harus menggunakan standar keilmuan teknik dan melibatkan ahli dalam setiap pembangunan. Pemerintah juga berencana memberikan bantuan teknis kepada pesantren yang sedang membangun, yang akan dikoordinasikan dengan Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Selain meninjau lokasi dan bertemu dengan pengurus pesantren serta keluarga korban, Cak Imin juga menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi tersebut. Sebagai bentuk kepedulian, ia menyerahkan bantuan pribadi sebesar Rp1 miliar untuk Ponpes Al Khoziny.