YOGYAKARTA – Subaryono, ayah dari mendiang Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dengan suara bergetar memohon bantuan Presiden Prabowo Subianto untuk mengungkap tabir kematian putranya yang masih menjadi misteri.
Dalam konferensi pers yang digelar di Yogyakarta, Sabtu (24/8), Subaryono yang mengaku sebagai pensiunan dosen UGM, menyampaikan permohonan tersebut dengan nada pilu. Ia mengaku kondisi fisiknya yang renta dan kesehatan sang istri yang belum pulih pasca operasi kanker usus, membuat keluarga merasa tak berdaya.
"Kami mohon dengan rendah hati, setulus-tulusnya, Bapak bisa menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Luar Negeri, supaya segera menjelaskan misteri yang terjadi pada anak kami," ujar Subaryono dengan mata berkaca-kaca.
Daru ditemukan meninggal dunia dengan kondisi wajah terlilit lakban di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli lalu. Pihak kepolisian sempat menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kasus tersebut. Namun, keluarga Daru merasa ada kejanggalan dan meminta agar kasus ini diusut tuntas.
Nicholay Aprilindo, penasihat hukum keluarga, mendesak Mabes Polri untuk mengambil alih kasus ini agar penyelidikan lebih komprehensif. Pihak keluarga juga meminta agar proses rekonstruksi dan otopsi diulang, karena meragukan hasil penyelidikan sebelumnya.
"Keluarga masih mempertanyakan statemen Polda Metro Jaya yang menyatakan tidak ada tindak pidana. Kami ingin tahu fakta empiris apa yang mendasari kesimpulan tersebut," tegas Nicholay.
Keluarga berharap, dengan turun tangannya Presiden Prabowo dan instansi terkait, misteri kematian Daru dapat segera terungkap dan keadilan dapat ditegakkan. Kasus ini menjadi perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi. Pihak keluarga berharap agar kebenaran segera terungkap demi ketenangan almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Informasi lebih lanjut mengenai kasus ini dapat diakses melalui abby4montana.com.
